Sejarah


Wali Allah Hasan Abu Hamid Magersari Patebon Kendal

 

Alhamdulillah atas karunia Agung Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keberkahan kesehatan jasmani rohani dengan tetap iman islam sehingga sampai detik-detik penulis menyentuhkan jari jari di keyboard ini untuk sedikit mengenang ditemukannya makam kuno yang diyakini sebagai makam simbah wali Hasan Abu Hamid yang berada di waliayah Korowelang Wetan yang berbatasan dengan Desa Magersari dan Desa Kumpilrejo kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

Kejadian-kejadian aneh sebelum ditemukannya makam wali Hasan Abu Hamid

Dahulu sebelum diketemukannya makam simbah wali Hasan Abu Hamid, tempat tersebut merupakan kebun pekarangan dengan tetumbuhan semak belukar dan pohon-pohon besar yang jarang dilewati kecuali orang-orang yang mencari kayu bakar. Konon dari beberapa orang yang melintas dan orang-orang yang mencari kayu bakar pada waktu menjelang waktu dhuhur tiba muncul seekor macan warna putih, macan puitih itu hanya menakuti supaya orang-yang ada di kebun untuk segera pulang guna melaksanakan ibadah sholat, karena munculnya pasti pada waktu-waktu menjelang waktu sholat. Hilangnya macan putih hilang begitu saja di lokasi dimana ditemukannya wakam Wali Hasan Abu Hamid.

Sekitar tahun 1980 seorang warga (Khomsani) sepulang dari Pondok pesantren di Banyuwangi Jawa Timur dilanjutkan Tabarukan di Pondok Pesantren Karangsari Krandon Bener Purworejo yang diasuh oleh KH. Khozin (kakak dari KH.Khalwani Berjan Purworejo) sesepuh Pondok yaitu Mbah Imam. Suatu hari Khomsani dipanggil menghadap Mbah Imam dan menyampaikan kepada Khomsani bahwa pada saat ber khalwat dijumpai seseorang (simbah wali Hasan Abu Hamid) yang waktu itu tidak menyebut namanya minta untuk merawat makamnya. Adapun lokasi makamnya terletak pada arah timur utara dari rumah tinggal orang tua Khomsani (depan Masjid Al-Muttaqin) Magersari Patebon Kendal dengan menghitung langkah sebanyak 127 langkah. Perintah tersebut langsung dilaksanakan dan temukanlah sebuah tempat gundukan tanah (gumuk) , setelah tanah gundukan itu coba di bongkar ternyata benar di bawahnya ada batu Nisan kuno, sejak itu makam tersebut setiap malam jum’at diziarohi bersama santri dan keluarga Khomsani.

Pada tahun 1983 Bapak KH.Mustofa dari Karang Ayu Cepiring yang setiap jum’at Kliwon mengisi pengajian rutin di Masjid Al-Muttaqin sedang melaksanakan tirakat khizib (laku prihatin) dengan mengunjungi beberapa makam wali, dalam proses perjalanan tirkat bersama santri-santrinya itulah Beliu diberikan petunjuk Nama dan asal-usul simbah wali Hasan Abu Hamid dan sekaligus Hari Wafatnya yaitu tanggal 25 Muharom, sejak saat itu setiap tanggal 25 Muharrom diperingati Haul Simbah wali Hasan Abu Hamid dan pelaksanaan Haul pertama yaitu tahun 1984. Disamping itu juga sekaligus diberi petunjuk bahwa di sebelah timur makam simbah wali Hasan dengan mengitung langkah yang telah di wangsitkan adalah lokasi makam istri simbah Wali Hasan Abu Hamid yaitu Simbah Nyai Fatimah ( konon beliau Hafidhoh) , makanya di desa Magersari sampai sekarang banyak penghafal Al-Qur’an Wanita (Khafidhoh).

Pada saat Bp. KH Mustofa menyampaikan mau’dhoh khasanah pada Haul pertama dan juga peringatan setelahnya pernah menyampaikan bahwa Simbah KH. Hasan Abu Hamid berasal dari Gresik. Jika dikaitkan dengan penemuan makam berikutnya yaitu Habib Abdurrohman yang berada di sebelah Baratnya lagi sekitar utara Masjid Al-Muttaqin dimungkinkan Beliau berserta rombonganya termasuk orang-orang arab cina berlayar dari pelabuhan Gresik lalu berlabuh dipesisir ujung utara Kendal (lak welang) , kemudian menyebarkan ajaran islam di Wilayah ini . Tahun demi tahun tempat pesisir ini menjadi ramai baik perdagangan , kerajinan, dan kegiatan Nelayan. Hal ini kemudian di dengar oleh penguasa kerajaan yang pada waktu itu sekitar abad 15 Kendal (Belum menjadi Kabupaten) masuk wilayah kekuasaan Mataram pertama dengan Raja Panembahan Senopati (Raden Sutawijaya) memberikan hadiah pada orang-orang yang menempati wilayah (Magersari*) itu karena telah berhasil merubah wilayah menjadi wilayah yang ramai dan banyak kegiatan ekonomi dan pengembangan agama yang pesat.

*(Magersari : orang yang rumahnya menumpang di pekarangan orang lain. orang yang tinggal di tanah milik kerajaan (negara) dan sekaligus mengerjakan tanahnya : KBBI)

Menengok dari asalnya Gresik boleh jadi simbah wali hasan Abu Hamid ini salah satu pengikut (santri) dari Syeh Maulana Malik Ibrahim yang beristrikan Siti Fatimah. Perginya Simbah wali Hasan Abu Hamid ke wilayah Barat dan singgah di pesisir lak welang boleh jadi perintah Syeh Maulana Ibrahim ( Sunan Gresik) naik perahu kapal dari Pelabuhan Gresik bersama orang-orang Arab Lainnya dan orang-orang cina karena pada waktu itu pelabuhan Gresik merupakan pusat pelabuhan terbesar pada jaman Majapahit, karena kalau melihat tahunnya 1400 M Syeh Maulana Ibrahim sudah datang di Gresik yang waktu itu kerajaan Majapahit masih berdiri dengan raja Brawijaya. Seiring perkembangan zaman Magersari yang terletak di pesisir lak welang menjadi wilayah Kademangan Magersari (penulis belum mengetahui pada masa kapan kademangan Magersari ada karena Ki Bahurekso dinobatkan sebagai Adipati Kendal pada tahun 1605 – 1629